Balitbang Kalbar Gelar Bedah Buku, Tingkatkan Kualitas Pembangunan Masyarakat Kalbar

Image

Pontianak,- Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Kalimantan Barat menggelar Bedah Buku hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh para peneliti dari Balitbang Kalimantan Barat, Kegiatan sosialisasi dan deseminasi hasil Kelitbangan Bidang Inovasi dan Teknologi yang dilaksanakan di Ruang Rapat Praja II Kantor Gubernur Kalimantan Barat, Kamis (18/08/2022).

Dihadiri para Pimpinan OPD, Kepala Bappeda Kalbar, Jurnalis. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Provinsi Kalimantan Barat Dr. Herkulana Mekarryani S., M.Si mengatakan tujuan pelaksanaan  Bedah Buku yang dilakukan Balitbang Kalbar untuk melakukan review atas tulisan-tulisan dari penelitian Balitbang, sehingga untuk mendapatkan masukan-masukan dari para peserta, baik Organisasi Perangkat Daerah (OPD), dari perwakilan masyarakat dan juga dari media. "Dari hasil Bedah Buku ini, nantinya untuk kesempurnaan hasil penelitian terkait buku-buku untuk diterbitkan,"ujarnya.

Dari Bedah Buku ini,  kata Kepala Balitbang Provinsi Kalimantan Barat juga akan mengundang kepada masyarakat mari menulis. Gerakan masyarakat menulis untuk meningkatkan literasi dalam rangka mendukung peningkatan kualitas pembangunan masyarakat Kalimantan Barat. "Dengan menulis kita menuangkan ide dan konsep kita terkait dengan pengetahunan yang ada dalam rangka kontribusi untuk kwalitas ilmu pengetahuan. Dengan menulis kita mendorong anak-anak kita, kemudian masyarakat untuk gemar membaca, dengan kita gemar membaca kita akan meningkatkan indeks literasi kita yang pada akhirnya meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM)," ungkapnya.

Herkulana mengatakan tiga orang penulis yang menyampaikan hasil penelitian pada Bedah Buku ini, untuk mendapatkan  masukan-masukan, misalnya pemateri yang disampaikan Ir. Rudy Setyo Utomo, M.Si terkait dengan kratom, dengan hasil temuan dari kratom ini salah satunya nanti rekomendasi untuk adanya regulasi pemerintah pusat dalam menjamin masyarakat untuk berusaha. "Karena selama ini dari BNN  mengatakan bahwa kratom masih masuk dalam jenis  narkotika. Sedangkan dalam pertemuan dengan KSP, untuk kepada dinas terkait untuk tindak lanjut menyatakan bahwa untuk kratom itu salah satu investasi Kalimantan Barat maupun investasi peningkatan pertumbuhan ekonomi di Indonesia," jelasnya.

Dari hasil penelitian kratom ini, Kepala Balitbang menganjurkan untuk adanya regulasi dari pemerintah pusat untuk menjamin masyarakat berusaha, dan membentuk tata kelola perdagangan kratom. "Dari kita mendorong adanya Bumdes, kemudian eksportir sehingga kratom ini bisa di ekspor, akan tetapi tata kelolanya khusus dan sudah terjamin terkait unsur kesehatan, tidak ada terkait dengan campuran-campuran narkotika dan sebagainya," ujarnya.

Kemudian untuk sawit, Kepala Balitbang melihat perlu adanya perusahan-perusahaan untuk melakukan yang CSR nya yang nyata. "Misalnya di lingkar desa-desa di wilayah sawit yang bantuannya sesuai yang direkomendasikan dengan membantu peningkatan desa mandiri, dengan melihat dari indeks desa mandiri ini rekomendasi kepada perusahaan sawit," ujarnya.

Kepala Balitbang juga mengungkapkan terkait dengan ritual Balala’ kearifan lokal masyarakat Dayak untuk mencegah penularan wabah, ternyata pengetahuan dan nilai-nilai tradisional itu masih bisa diterapkan di era modernisasi ini. "Seperti Balala' itu kan tiga hari masyarakat tidak boleh keluar dari kampongnya, jadi terkait dengan pandemi Covid-19 ini sangat efektif, sehingga orang-orang yang mau bekunjung ke desa tersebut yang dikhawatirkan ada Covid sehingga tidak menularkan penyakit Covid ke masyarakat tersebut. Kita mendorong adanya tradisional Balala' ini bisa ditularkan kepada masyarakat-masyarakat di kota sehingga bisa dilakukan, dalam hal ini tidak hanya untuk Covid akan tetapi untuk hal-hal penyakit menular lainnya sepertinya misalnya daerah perbatasan adanya penyakit cacar monyet dan lainya hal ini bisa di atasi dengan salah satunya dengan nilai-nilai tradisional  Balala' ini," jelasnya.

Kepala Balitbang menambahkan melalui Bedah Buku ini, Balitbang mengundang elemen masyarakat, mulai dari mahasiswa, perguruan tinggi, OPD, para peneliti untuk menulis buku, pihak Balitbang siap mendukung. "Kami ada biaya untuk penerbitan pencetakan buku, nanti kami fasilitasi penerbitan bukunya. Pada tahun 2022 kami bekerjasama IAIN Pontianak untuk melakukan pencetakan buku dengan ISBN nya, sehingga bisa diterbitkan oleh pihak IAIN," ujarnya.

Sumber : Harian Berkat

 

 

 

 

Share this Post: