Balitbang Provinsi Angkat Penelitian Sistem Transportasi Berkelanjutan pada Area Wisata di Kalbar

Pontianak,- Provinsi Kalimantan Barat mempunyai banyak sekali destinasi wisata unggulan yang tersebar di 14 kabupaten kota. Tentu tiap daerah menyuguhkan keberagaman destinasi wisata yang berbeda-beda. Sebagaimana diketahui bahwa Provinsi Kalimantan Barat memiliki jumlah destinasi wisata yang banyak dan beragam, mulai dari wisata bahari, wisata budaya, wisata pertanian sampai dengan wisata ziarah.
Setiap wisata ini memiliki daya tarik yang berbeda-beda. Daya tarik ini bukan hanya menarik wisatawan lokal saja, akan tetapi juga wisatawan mancanegara. Berdasarkan Laporan BPS Tahun 2022, jumlah wisatawan mancanegara mengalami kenaikan yang sangat signifikan, yaitu mencapai 149,58 persen pada bulan Mei 2022.
Dengan banyaknya potensi pariwisata di Kalbar, tentu sarana dan prasarana serta fasilitas yang ada harus diperhatikan dan menunjang kenyamanan bagi para wisatawan yang berkunjung. Diantaranya adalah transportasi untuk menuju ke lokasi Destinasi Wisata tersebut.
Terkait strategi pengembangan sistem transportasi Pariwisata. Maka dari itu , Balitbang Provinsi Kalbar melakukan kegiatan ”Focus Group Discussion atau FGD tentang Penelitian Perekayasaan Rancang Bangun Sistem Transportasi Pariwisata di Kalimantan Barat dengan Studi Kasus di Kota Singkawang," berlangsung di Hotel Ibis Pontianak, Senin 5 September 2022.
Acara tersebut dibuka langsung oleh Asisten Administrasi Perekonomian dan Pembangunan Sekretaris Daerah Provinsi Kalbar, Ignasius IK dengan menghadirkan beberapa narasumber terkait.
Asisten II Sekretaris Daerah Bidang Perekonomian dan Pembangunan Drs. Ignasius IK, M.Si mengapresiasi Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan (Kaban Litbang) Provinsi Kalimantan Barat, Herkulana yang telah memfasilitasi kegiatan ini. "Bagi saya kegiatan ini penting sekali dalam rangka mengupas bagaimana rancang bangun sistem transportasi pariwisata, khususnya di Kota Singkawang,"ungkapnya.
Dikatakannya ditambah lagi wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Kalimantan Barat, banyak dari warga negara Malaysia yang masuk melalui pintu perbatasan Kalimantan Barat, seperti PLBN Entikong dan PLBN Aruk. Hal ini pada dasarnya menjadi salah satu peluang untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor pariwisata.
Ia mengatakan alasan dipilihnya Kota Singkawang sebagai tempat studi kasus pada Penelitian Perekayasaan Rancang Bangun Sistem Transportasi Pariwisata yang dilakukan oleh Peneliti dari Litbang Provinsi, karena salah satu tujuan wisata favorit, yaitu yang ada di Kota Singkawang. "Kita ketahui bahwa Kota Singkawang menjadi salah satu destinasi yang paling sering dikunjungi pada saat liburan. Hal ini juga mempengaruhi tingkat kepadatan lalu lintas di Kota Singkawang,"ungkapnya.
Oleh sebab itu, diperlukan adanya konsep sistem transportasi yang berkelanjutan pada area wisata yang padat pengunjung seperti di Kota Singkawang. Sehingga dapat mengurangi tingkat kemacetan pada saat liburan. Ia mengatakan tidak adanya sarana transportasi umum, khususnya untuk menuju ke area wisata mengakibatkan masyarakat berusaha mencari solusi agar dapat menempuh ke area wisata dengan menggunakan kendaraan pribadi. "Hal ini perlu kita syukuri bahwa dewasa ini, kemampuan daya beli masyarakat Kalimantan Barat terhadap kendaraan yang semakin meningkat seiring dengan pertambahan penduduk,"ungkapnya.
Namun hal ini berbalik, justru memperparah kepadatan lalu lintas saat akan melakukan perjalanan wisata, jika tidak segera ditanggulangi. Selain itu, tidak adanya transportasi umum khususnya di bidang pariwisata juga menjadi salah satu permasalahan tersendiri bagi wisatawan mancanegara untuk mengakses tujuan wisata tersebut.
Selanjutnya, pariwisata merupakan salah satu nilai jual yang dapat mempromosikan Kalimantan Barat di tingkat internasional. "Masalah kepadatan lalu lintas yang diabaikan dan berlarut-larut, tentunya akan menjadi bumerang bukan hanya bagi Kabupaten/Kota tujuan wisata, akan tetapi juga dapat menjadi masalah bagi Pemprov Kalbar,"jelasnya.
Hal ini dikarenakan untuk akses masuk menuju tempat wisata di Kota Singkawang khususnya, masih menggunakan jalan Provinsi yang pada akhirnya juga dapat menghambat jalur perdagangan antar Kabupaten/Kota di Kalimantan Barat.
"Oleh karena itulah saya menyambut baik pertemuan yang diinisiasi oleh Balitbang Kalbar guna menghimpun pokok-pokok pikiran, ide dan gagasan secara tertulis baik dari Pemerintah Daerah, akademisi maupun praktisi untuk diramu nantinya menjadi Policy Brief yang akan disampaikan kepada Gubernur Kalbar, dalam rangka mengembangkan sistem transportasi pariwisata yang berkelanjutan,"paparnya.
Hal ini semata-mata dimaksudkan guna mewujudkan pariwisata yang berdaya saing dengan sistem transportasi yang handal dan dapat dibanggakan. Ditempat yang sama, Kepala Batilbang Provinsi Kalbar Herkulana menyampaikan melalui FGD ini diharapkan dapat memperoleh informasi dan masukan serta tanggapan untuk memperkaya dan mempertajam hasil penelitian bagaimana perekayasaan Rancang Model Transportasi Wisata di Kota Singkawang sebagai studi kasusnya.
Sumber : Tribun Pontianak