DEKRANASDA KALBAR AJAK 33 PENENUN KUATKAN DAYA SAING DI PERBATASAN
BADAU - Indonesia memiliki banyak ragam kain yang indah, salah satunya kain tenun. Dari sekian banyak tenun yang ada, satu yang tidak boleh dilupakan yakni tenun Ikat Khas Kalimantan Barat.
"Saya memberikan apresiasi kepada Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat yang sudah melaksanakan kegiatan ini dan saya harapkan kegiatan ini dapat ditingkatkan," ucap Penjabat Gubernur Kalimantan Barat, dr. Harisson, M.Kes. didampingi Penjabat Ketua Dekranasda sekaligus Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari, S.STP., M.Si. saat membuka workshop Penguatan Tenun di Pasar Perbatasan, yang diikuti Kelompok Tenun Desa Sadap sebanyak 33 Orang di Taman Bukit Semugang Kecamatan Badau Kabupaten Kapuas Hulu, Senin (11/11/2024).
Pemerintah hadir sebagai pendorong pengembangan produk lokal dan pelestarian budaya melalui tiga fokus utama, yaitu pengembangan produk, kolaborasi dengan para perajin, pemerintah, maupun desainer lokal, lalu memperkenalkannya pada publik melalui pemasaran.
Harisson mengatakan salah satu tugas Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat itu mengembangkan dan menjaga budaya di daerahnya masing-masing dan dalam hal ini Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mempunyai karya seni yang nilainya sangat tinggi yaitu tenun.
"Tenun ini perlu kita terus kembangkan, jangan sampai putus di ibu-ibu (Penenun) jadi anak-anak kita yang pemudi - pemuda ini sudah harus tertarik menggeluti dan sepintar ibu-ibu dalam menenun. Untuk itu Pemerintah Provinsi dan di tingkat Kabupaten harus mengupayakan bagaimana caranya anak-anak kita itu tertarik sehingga kebudayaan kita mengenai tenun benar-benar tetap terjaga dan bisa kita kembangkan, untuk itu hari ini ada workshop," ungkap Pj. Gubernur Harisson.
Seperti kita ketahui, melalui workshop ini diharapkan kualitas dan Desain tenun dapat meningkat, yang karenanya dapat mempertemukan ibu-ibu (penenun) dengan pasar nasional maupun pasar internasional dengan difasilitasi Pemerintah.
"Jadi tidak hanya kita jual ke Lubuk Antu (PLBN) atau ke daerah lain, tapi memang sudah harus kita jual ke negara - negara lain dan untungnya Pak Jokowi (Presiden RI Periode 2014-2024) sudah memakai tenun-tenun Kalbar untuk kegiatan internasional, pada Word Water Forum di Bali dan semua pejabat - pejabat dari berbagai negara yang hadir di situ di kasih tenun kita yakni tenun Kalimantan Barat dan mereka yang pakai. Ini sebenarnya kesempatan emas bagi kita karena mereka akan mencari dan apa lagi Kalimantan Barat (Borneo) yang di anggap benar - benar bisa melestarikan hutannya tetapi juga bisa melestarikan budaya," jelasnya.
Tenun ikat Kalimantan Barat memiliki nilai filosofis dan estetika tinggi. Namun seperti kita ketahui, penggunaan tenun dalam busana sehari-hari masih sangat terbatas, Karenanya, untuk ikut mempopulerkan dan melestarikan tenun, pemerintah Prov. Kalbar melalui Disporapar melakukan workshop penguatan tenun yang pada kali ini dilaksanakan di daerah Perbatasan, Kec. Badau, Kab. Kapuas Hulu.
Menurutnya, terkadang orang luar yang melihat tenun agak bingung kain tenun tersebut untuk dibuat seperti apa.
"Untuk itu kita sandingkan dengan desainer - desainer kita yang top-top itu agar dia juga merancang membuat desain - desain pakaian yang menggunakan tenun kita itu. Bila perlu setelah di desain oleh desainer kemudian langsung dijahitkan disitu dan nanti dikirim ke pemesan," pintanya.
Dikatakannya bahwa beberapa waktu yang kalau Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat telah melakukan pameran di Sarinah Jakarta dan itu merupakan satu langkah yang sangat baik, namun perlu mencari tahu dimana ada kegiatan konferensi - konferensi internasional dimana tamu-tamu dari negara lain melakukan pertemuan dan disitulah kita memamerkan produk-produk.
"Itu harus dilakukan kalau memang kita terus ingin mengembangkan produk tenun. Itu harus kita lakukan terus menerus agar nanti mutu kita tetap terjaga dan dikenal di pasar internasional. Jangan lupa yang namanya dunia digital sudah sedemikian maju, mari kita juga manfaatkan promosi-promosi dengan menggunakan teknologi digital misalnya melalui media sosial sehingga masyarakat dunia akan cepat mengenal kerajinan - kerajinan kita dan jangan lupa Hak Kekayaan Intelektual (HAKI) untuk didaftarkan dan harus dibantu," pintanya.
Sementara itu, Penjabat Ketua Dekranasda Provinsi Kalimantan Barat, Windy Prihastari, S.STP., M.Si mengatakan bahwa kegiatan Workshop Tenun ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan nilai tambah produk tenun di daerah perbatasan, serta meningkatkan spending money dari wisatawan yang berkunjung ke wilayah perbatasan.
"Hasil Statistik Pariwisata Nasional Tahun 2023, Spending Money (uang yang dihabiskan) rata-rata wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Barat adalah sebesar 3,7 juta rupiah dan sekitar 15 % nya atau 600 ribu digunakan untuk berbelanja souvenir dan oleh-oleh”, ucapnya.
Terlebih pada tahun 2024 ini, Kalimantan Barat mengalami peningkatan kunjungan wisatawan yang cukup fantastis, untuk wisatawan Nusantara sampai dengan September sudah 6 juta kunjungan meningkat 83, 71 % dibanding tahun lalu di periode yang sama. Yang mana jumlah kunjungan ini sudah melebihi target yang ditetapkan nasional untuk Kalimantan Barat yaitu sebesar 4,3 juta kunjungan.
Kemudian untuk wisatawan mancanegara sampai dengan September 2024 sudah berjumlah 65.391 kunjungan meningkat 20% dibanding periode yang sama di tahun 2023 yaitu 54.410 kunjungan.
"Peningkatan kunjungan wisatawan ini merupakan potensi bagi peningkatan permintaan tenun Kalimantan Barat, oleh karena ini para perajin tenun juga kita persiapkan untuk memberikan produk dan pelayanan terbaik bagi calon pembeli khususnya wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan Barat," jelas Windy.
Peserta workshop akan dibekali pengetahuan tentang Quality Assurance atau cara memastikan bahwa kualitas produk tenun yang dibuat telah layak untuk dipasarkan.
Selain itu para peserta juga akan diajarkan tentang Story Telling Produk, sehingga peserta mampu menjelaskan secara baik setiap produk tenun yang dihasilkan kepada para pembeli.
Kegiatan workshop juga dirangkaikan dengan proses pewarnaan bahan tenun dengan menggunakan bahan dari alam berupa daun-daun dari hutan.
Kain tenun dari Kabupaten Kapuas Hulu ini dibuat dengan teknik pewarnaan ikat dan proses menenun yang bisa memakan waktu yang cukup lama, demi menghasilkan karya tenun yang bernilai tinggi, dan motif serta warna tenun yang dihasilkan tetap sesuai dengan gaya lokal sekaligus bisa diterima tren masa kini.(adpim)