hamburger-menu.png
next-button.png

KPID Gelar FGD, Ajak Bersinergi Dalam Membangun Penyiaran di Perbatasan

Thursday, 19 September 2024

andar

PONTIANAK –  Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Kalimantan Barat, Deddy Malik mengungkapkan, Kalbar merupakan daerah perbatasan yang memiliki potensi sekaligus hambatan dan tantangan pada penyiaran di daerah perbatasan. Hal tersebut diungkapkannya pada saat Focus Group Discussion Penyiaran Perbatasan, pada Kamis (19/9) di Aming Coffe Podomoro.
Kalbar menjadi salah satu wilayah terluar Indonesia dengan perbatasan Kalbar – Sarawak membentang setidaknya 98 KM, untuk mendukung pemerataan informasi di daerah perbatasan, pemerintah menetapkan kebijakan yang memberikan kemudahan kegiatan usaha penyiaran di daerah perbatsan. 
Kementrian Kominfo melalui surat keputusan Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika Nomor 116 Tahun 2024 PPI telah menetapkan daerah tertinggal, terdepan, dan terluar untuk keperluan penyelenggaraan penyiaran. 
“Sesuai dengan Fungsi dan pokok KPID untuk menjamin hak masyarakat mendapatkan informasi yang layak dan benar, serta mendukung pemeratan penyiaran sampai ke daerah perbatasan, KPID merasa perlu membangun kerjasama berbagai pihak agar pemerataan akses informasi melalui penyiaran dapat terwujud,” ujarnya. 
Dikatakan Deddy, di daerah perbatasan masih banyak daerah-daerah blank spot, meskipun sudah diterapkan Analog Switch Off (ASO), yang artinya program siaran sudah beralih ke program digital. 
“Untuk mengakomodir penyiaran di perbatasan, meningkatkan kualitas siaran, termasuk potensi yang ada di daearah perbatasan, termasuk SE dari Dirjen PPI untuk di daerah perbatasan diberikan kemudahan membuat Lembaga Penyiaran baik swasta maupun komunitas diberikan akses kemudahan, yang mana ini perlu dibahas oleh semua stakeholder,” jelasnya. 
Ia berharap, dengan adanya FGD kali ini adanya follow up atau tindak lanjut, bisa berupa kolaborasi atau sinergitas serta bisa melibatkan masyarakat perbatasan untuk membangun daerah perbatasan sekaligus membentuk beranda depan Indonesia yang baik.
“Perlu juga kita mengedukasi masyarakat perbatasan, sehingga masyarakat perbatasan menjadi cerdas, sehingga menjadi wajah Indonesia yang baik,” harapnya.