Pontianak,- Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Kalimantan Barat selenggarakan Seminar Akhir Penelitian Swakelola Mandiri Tahun 2024 dengan judul “Peningkatan Akses Air Minum LayakDi Kota Pontianak (Penerapan Teknik Distilasi)” yang dilaksnakan pada hari Kamis (28/11/2024) di ruang rapat kantor Bappeda Provinsi Kalbar.
Kegiatan tersebut, dihadiri oleh Tim Peneliti Balitbang dan Pembahas dari Dinas PU dan Penataan Ruang Kota Pontianak; Dinas PU dan Penataan Ruang Kota Singkawang; PDAM Tirta Khatulistiwa Pontianak; PDAM Gunung Poteng Kota Singkawang serta Peserta Aktif dari OPD di Lingkungan Provinsi Kalbar dan Lembaga terkait. Seminar akhir ini merupakan rangkaian akhir dari pelaksanaan kegiatan penelitian dimaksud, yang sebelumnya telah dimulai dari seminar proposal penelitian, seminar laporan kemajuan.
Pembahasan dari seminar akhir penelitian yang disajikan oleh Tim Peneliti menunjukkan bahwa Kualitas air minum hasil pengolahan Perumda Tirta Khatulistiwa pada titik di konsumen tidak mengandung logam berat yang berbahaya, beberapa masalah terkait dengan kelayakan sebagai air minum, terutama adalah cemaran coliform, bahan kandungan organik, dan kekeruhan. Parameter lain seperti pH, sisa klorin juga masih ditemukan sehingga pengolahan udara lebih lanjut untuk menyiapkan udara layak minum masih perlu dilakukan.
Adapun teknologi yang dapat diterapkan untuk mengatasi kekurangan tersebut antara lain adalah multi stage flash distillation (MSF) yang dapat dipasang pada titik dekat atau di lingkungan konsumen dengan perbaikan atau modifikasi sistem pendingin, penurun tekanan vakum untuk deaerasi dan sistem pemanas udara umpan.
Kegiatan ini dilanjutkan dengan perakitan prototipe pabrik pengolahan udara menggunakan teknik multi stage flash distillation (MSFD) karena penggunaan tipe mesin ini dapat mengolah udara tercemar meskipun udara dengan salinitas tinggi (air laut) untuk memperoleh udara bersih tawar.
Hal ini disarankan mengingat, masyarakat wilayah pesisir Kalimantan Barat banyak kekurangan air bersih dan air minum. Selain itu, udara yang melimpah di Kalbar umumnya tidak bersih dengan berbagai pencemar bahan organik, logam dan mineral, bakteri dan jamur, alga dan mikroorganisme lainnya. Oleh karena itu, teknik ini sebaiknya dikembangkan terus menerus untuk kebutuhan air bersih di Kalimantan Barat untuk keperluan kesehatan dan industri.
#Balitbangkalbar #Litbang #KalbarProv #LitbangDaerah #BanggaElitdanBerkembang