Pesan Gubernur Kalbar Jadikan Perpustakaan Tempat Nyaman untuk Membaca
SINGKAWANG - Gubernur Kalimantan Barat H. Sutarmidji, S.H., M.Hum., membuka secara resmi Acara Peningkatan Indeks Literasi Masyarakat, yang turut dihadiri Deputi dari Perpustakaan Nasional RI, Drs. Deni Kurniadi, M.Hum., Anggota Komisi X DPR RI, Dr. Drs. Adrianus Asia Sidot, M.Si., Walikota Singkawang, Tjhai Chui Mie, S.E., MH., dan Wakil Walikota Singkawang, Drs. H. Irwan, M.Si., serta Pegiat Literasi Dr. Aria Djalil, Ph.D., di Ruang Balairung Kantor Wailkota Singkawang, Senin (5/4/2021).
Sejak Tahun 2010, Pemerintah Kalimantan Barat telah mencanangkan Gerakan KABACA, yakni Kalimantan Barat Gemar Membaca. Gerakan ini selaras dengan Gerakan Literasi Nasional yang telah dicanangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada 2016 yang lalu. Begitu juga penanaman budaya gemar membaca sejak usia dini yang digaungkan oleh Perpustakaan Nasional. Melalui kegiatan tersebut, diharapkan masyarakat dan jajaran pemerintah dapat melakukan sinergitas dengan berbagai pihak untuk mengembangkan budaya baca di lingkungan masing-masing.
Dalam kegiatan ini, Gubernur Kalbar mengatakan perlu disadari bahwa menulis dan membaca merupakan aktivitas penting demi terciptanya peningkatan indeks literasi, khususnya di Kalbar sendiri. “Kenapa saya katakan penting karena IPM Kalbar pada posisi 29 atau 30 dengan nilai 67,8. Salah satu indikator untuk menaikkan nilai IPM ada disektor pendidikan formal maupun non formal itu identik dengan literasi. Jika meningkatkan literasi kita bisa memahami tentang keilmuan,” ungkapnya.
Dia menuturkan untuk melahirkan sumber daya manusia yang baik, maka perlu peningkatan literasi di berbagai bidang. Seperti diketahui, dalam Gerakan Literasi Nasional, ada literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi finansial, literasi digital, dan literasi budaya dan kewargaan.
“Ketika jadi Walikota Pontianak, saya bangun taman-taman dengan dilengkapi rumah baca. Saya ingin orang lansia olahraga, sambil membaca buku, dan pengunjungnya luar biasa, terutama anak-anak,” tuturnya.
Dalam meningkatkan minat baca dan kunjungan ke Perpustakaan, buku yang disajikan harus 'best seller' dan kemudian tatakelola letak buku harus teratur. Hal ini memudahkan pembaca untuk mencari dan memilih buku yang mereka inginkan. Gubernur Kalbar menjelaskan, dalam tataletak buku sebaiknya tidak menempatkan buku yang tipis-tipis berdekatan dengan buku tebal dan bahkan sampai 30 jilid. Dia meminta penyusunan buku diatur sesuai kebutuhan pengunjung.
Lebih lanjut Gubernur Kalbar, H. Sutarmidji berpesan kepada pengelola perpustakaan, agar selalu memutakhirkan perkembangan buku-buku terbaru untuk memahami keinginan para pembaca di Perpustakaan. “Jangan bukunya hanya itu-itu saja, tempat bacanya tidak enak, pembaca harus senyaman mungkin dalam membaca buku di perpustakaan,” pesannya.
Mengenai perpustakaan sekolah, Gubernur Kalbar mengatakan hal itu menjadi fokusnya saat meninjau ke sekolah. Baginya ada dua hal yang dapat memberikan nilai lebih pada suatu sekolah saat meninjau sekolah, yaitu perpustakaan dan toilet. Jika dua hal ini dikelola dengan baik, berarti penataan dan pengelolaan sekolah itu akan selaras baiknya.
“Tapi kalau dua ini tidak baik kelolanya dan ternyata hanya toilet guru saja yang bagus. Kemudian buku harus disimpan pada tempatnya, bukan di bawah meja. Buku itu sumber ilmu, jangan diletakkan sembarangan. Kalau ada seperti itu, tetap saya tegur,” ujarnya.
Gubernur Kalbar menegaskan, Perpustakaan milik Pemerintah harus membeli buku dengan cetakan deluxe, sehingga tahan lama. Dia mengingatkan supaya perpustakaan pemerintah tidak membeli buku dengan cetakan kertas koran. Dia mengatakan jika di Perpustakaan Umum membeli buku yang cetakannya kertas kuning, berarti buku koleksi perpustakaan tersebut hanya asal beli.
"Kalau sekadar untuk koleksi pribadi, ya silakan," ketusnya.
Gubernur Kalbar sekali lagi mengingatkan agar kegemaran masyarakat dalam membaca dapat ditingkatkan. Tokoh Baca Kalimantan Barat 2016 tersebut menegaskan bahwa semakin banyak membaca, akan semakin banyak juga ilmu yang didapat. Dengan begitu, kata Gubernur, Kalimantan Barat dapat memiliki sumber daya manusia yang berkualitas.
“Semakin banyak literatur yang dibaca, maka semakin banyak ilmu yang didapat, dan jelas bisa berbicara dalam hal apapun,” singkat H. Sutarmidji.
Di akhir sambutannya, Gubernur Kalbar mengingatkan agar pemerintah daerah dapat meningkatkan Indeks Literasi Masyarakat nomor satu, yakni literasi baca tulis. "Saya berharap ke depannya literasi terhadap masyarakat perlu diperhatikan, khususnya di dunia pendidikan. Di usia 25 tahun harus mengimbangi dengan membaca, kemudian dilakukan sertifikasi keahlian tertentu," pungkasnya,
Dalam keterangannya, Walikota Singkawang mengucapkan terima kasih kepada Perpustakaan Nasional RI dalam memotivasi indeks literasi masyarakat Kalbar, khususnya di Kota Singkawang.
“Kita (Pemkot Singkawang) berterima kasih atas pemberian mobil perpustakaan keliling digital. Ini merupakan suatu dorongan yang luar biasa dan memberikan semangat kepada kita,” ungkapnya.
Pemerintah Kota Singkawang akan mengupayakan taman baca yang dinamakan pondok pintar dan gerobak pintar, yang tentunya bertujuan untuk membuat para pembaca seperti anak-anak nyaman dalam membaca, tidak hanya tempat untuk bermain saja.
“Sudah beberapa tempat mulai kita lakukan pondok pintar, gerobak pintar, tentunya dengan pembangunan ini, kita ingin membuat nyaman dan anak-anak senang datang untuk membaca,” jelasnya.
Rep.: Wanda - Sy. Affandi
Oleh: (Novi Muharrami, S.S)