hamburger-menu.png
next-button.png

WINDY JELASKAN PENCEGAHAN STUNTING DALAM PROGRAM KELUARGA MUDA BERDAYA SIAP NIKAH GOES TO CAMPUS

Thursday, 17 October 2024

adpim@kalbarprov.go.id

WINDY JELASKAN PENCEGAHAN STUNTING DALAM PROGRAM KELUARGA MUDA BERDAYA SIAP NIKAH GOES TO CAMPUS

 

PONTIANAK - Negara Indonesia sedang mempersiapkan diri untuk menciptakan cita-cita Indonesia Emas pada Tahun 2045 mendatang. Salah satu yang dipersiapkan yakni menggelar program Keluarga Muda Berdaya yang bertujuan mempersiapkan pemuda sebagai pemimpin Generasi Emas menuju Tahun 2045 di Gedung Konferensi Universitas Tanjungpura, Kamis (17/10/2045).

 

Program pelatihan Keluarga Muda Berdaya Siap Nikah Goes To Campus juga bertujuan mendorong program pemerintah dalam rangka menurunkan angka Stunting di Indonesia, khususnya Kalimantan Barat.

 

Dalam kesempatan ini, Bunda Generasi Berencana (GenRe) Kalimantan Barat, Windy Prihastari, S.STP., M.Si., yang juga selaku Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata (Kadisporapar) Provinsi Kalimantan Barat mengatakan bahwa program Keluarga Muda Berdaya Siap Nikah Goes To Campus sebagai sarana untuk berbagi informasi bagi pemuda sebelum menikah maupun sesudah menikah nantinya.

 

“Hari ini kita melaksanakan kegiatan bersama Kemenpora RI, BKKBN Pusat bersama anak-anak GenRe Kalbar yang mana materinya adalah Pemuda Berdaya Siap Nikah. Hal ini harus mereka ketahui bagaimana merencanakan di usia pra nikah dan pada waktu sudah menikah, baik dari sisi perencanaan maupun perencanaan keluarga dan keuangan,” kata Windy.

 

Bunda GenRe Kalbar menjelaskan kepada para pemuda-pemudi Kalbar dalam menikah di usia yang matang atau ideal menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), yakni bagi perempuan adalah 21 tahun dan bagi laki-laki adalah 25 tahun dalam upaya pencegahan Stunting.

 

“Mereka harus paham bahwa Stunting itu dicegah dari 1000 hari sebelum kelahiran, artinya dimulai dari saat mereka remaja harus mengetahui apa yang dipersiapkan sampai nanti mereka menikah, kemudian merencanakan untuk mempunyai anak dan sampai pola asuh yang baik agar nanti anak-anaknya tidak menjadi anak Stunting,” jelasnya.

 

Lebih lanjut, Windy mengingatkan resiko menikah di usia muda/dini, karena hal tersebut dapat memunculkan berbagai risiko, termasuk ketidakmatangan emosional hingga kesiapan dalam mengasuh anak. - anak nantinya.

“Menikah muda itu banyak sekali risikonya dari umurnya yang belum mencukupi kedewasaan, belum mampu bertanggungjawab hingga tidak siapnya menjaga pola asuh anak. Maka dari itu, mereka harus banyak sekali informasi yang harus didapatkan sebelum memutuskan menikah muda, kalaupun sudah batas usia menikah jadilah keluarga yang berdaya dalam mempersiapkan Generasi Emas 2045,” tutupnya.(Wnd/Sri)