hamburger-menu.png
next-button.png

PEMPROV APRESIASI KETERLIBATAN MULTI-STAKEHOLDER PENTAHELIX DALAM PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DI KALBAR

Monday, 23 September 2024

adpim@kalbarprov.go.id

PEMPROV APRESIASI KETERLIBATAN MULTI-STAKEHOLDER PENTAHELIX DALAM PENGEMBANGAN DUNIA USAHA DI KALBAR

 

KUBU RAYA - Keterlibatan multi-stakeholder penta-helix yang meliputi sektor pemerintah, akademisi, swasta, komunitas, dan media dalam pengembangan bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di sektor pariwisata. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian kualitatif dengan pendekatan grounded theory. 

 

Teknik pengumpulan data melalui convenience sampling yang dilakukan melalui observasi, open questionnaire, in-dept interview, dan dokumentasi. Teknik validitas dilakukan melalui triangulasi sumber. 

 

Analisis data kuantitatif deskriptif melalui pengkodingan data, penyusunan tabulasi data, dan analisis deskriptif. Sedangkan teknik analisis data kualitatif menggunakan reduksi data, penyajian data, serta penarikan kesimpulan dan verifikasi. 

 

Hasil akhir dari penelitian ini diketahui bahwa peran stakeholder terbanyak didominasi oleh Komunitas sebesar 27%, Pemerintah sebesar 25%, Swasta sebesar 19%, Media sebesar 19%, dan Akademisi sebesar 10%. 

 

Studi ini menunjukkan bahwa memiliki kerjasama dengan multi-stakeholder pentahelix membawa peningkatan dalam pengembangan usaha salah satunya di wilayah Kalbar yang memiliki banyak potensi yang mampu dikembangkan.

 

Maka konsep pentahelix atau multipihak dimana unsur Pemerintah, akademisi, badan atau pelaku usaha, masyarakat atau komunitas, dan media bersatu padu berkoordinasi serta berkomitmen untuk mengembangkan potensi sumber daya alam di Kalbar.

 

"Pemprov Kalbar menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik Indonesia khususnya Direktorat Jenderal Vokasi Dan Politeknik Negeri Pontianak beserta Perguruan Tinggi Vokasi Konsorsium Kalimantan Barat yang telah membantu pemerintah daerah untuk penyiapan sumber daya manusia dan talenta yang berkualitas, dan pada kegiatan ini juga dapat memberikan masukan bagi kebijakan pembangunan daerah dibidang sumber daya manusia (pendidikan dan ketenagakerjaan) dan pengembangan riset inovasi berbasis potensi daerah, yang hari ini akan secara resmi disampaikan kepada Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat dalam bentuk policy brief," hal tersebut diungkapkan Pj Sekda kalbar Mohammad Bari, S.Sos., M. Si., yang hadir pada acara Diskusi Publik Program Fasilitasi Kemitraan Dengan Tema : "Pengembangan Kemitraan Pentahelix Berdasarkan Potensi Daerah Dan Klasterisasi Wilayah Unggulan Di Kalimantan Barat” Yang Diselenggarakan Oleh Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) Konsorsium Kalimantan Barat bertempat di Hotel Dangau Kubu Raya, Senin (239/2024).

 

Bari menambahkan, untuk  Mencapai Visi Indonesia Emas 2045, Kalimantan Barat harus siap melakukan transformasi ekonomi dari ekonomi berbasis sumber daya alam terutama sektor pertanian, perkebunan (sawit) dan pertambangan (bauksit) ke sektor-sektor bernilai tambah tinggi (hilirisasi komoditi dan industri manufaktur) yang ramah lingkungan, inklusif (tidak ada masyarakat yang ditinggalkan dan mengurangi kesenjangan antar kelompok dan wilayah), serta tahan atas perubahan iklim dan bencana (seperti green economy, blue economy dan bio-economy). 

 

Transformasi Ekonomi tersebut diatas tidak hanya memerlukan dukungan ketersediaan infrastruktur pendukung serta sarana dan prasarana wilayah seperti pelabuhan (laut dan darat), jalan, air bersih, tempat pengolahan limbah/sampah dan ketersediaan energi dan telekomunikasi, tetapi juga juga memerlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan penguatan riset inovasi dan teknologi.

 

"Saya berharap Kalimantan Barat mampu menyiapkan SDM dan talenta setempat untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja dan mengakselerasi transformasi ekonomi daerah terutama pada saat ini yaitu hilirisasi bauksit dan sawit.  jangan sampai SDM Kalimantan Barat menjadi penonton di negeri sendiri," ujar Bari.

 

Kemudian, Bari juga berharap agar penyiapan SDM dan talenta untuk hilirisasi komoditi lainnya seperti hasil kelautan dan perikanan, tanaman pangan, tanaman perkebunan lainnya (seperti karet, kelapa dalam, kakao, dan kopi), tanaman endemik Kalbar yang bernilai tambah tinggi (seperti tengkawang dan kratom) juga dapat mendapat perhatian, karena komoditi – komoditi tersebut lebih bersifat inklusif dan berkelanjutan. 

 

Demikian juga SDM dan talenta untuk sektor pariwisata, perdagangan, energi terbarukan dan logistik, terutama dengan akan beroperasinya pelabuhan kontainer kijing dan 

terminal barang internasional di Kalimantan Barat.

 

"Dan pada akhirnya, perkembangan sektor pendidikan sebagai penyedia sumber daya manusia (SDM) atau tenaga kerja harus bisa menyesuaikan dinamika perubahan ekonomi Kalimantan Barat. Akselerasi dalam meningkatkan kualitas SDM tersebut memerlukan koordinasi dan sinergi selain unsur pemerintah dan akademisi, juga unsur komunitas, pengusaha dan media untuk bersatu membangun kebersamaan dalam pembangunan.  Demikian pula dalam penguatan ekosistem riset inovasi dan teknologi yang dibutuhkan," tutupnya.

 

Hal ini membuktikan, Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terus berkomitmen untuk mendorong pengembangan dunia usaha melalui pendekatan pentahelix. 

 

Dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan dari sektor pemerintah, akademisi, swasta, komunitas, dan media, diharapkan dapat tercipta sinergi yang kuat dalam mengakselerasi pertumbuhan ekonomi daerah. 

Melalui kerjasama yang erat ini, Kalimantan Barat optimis dapat mewujudkan transformasi ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, dan mampu menghadapi tantangan masa depan, sekaligus mempersiapkan SDM berkualitas yang siap mendukung visi Indonesia Emas 2045.(rfa/ica)